Jumat, 29 September 2017

Wiro Sableng #142 : Kitab Seribu Pengobatan

Wiro Sableng #142 : Kitab Seribu Pengobatan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : 113 LORONG KEMATIAN

MATAHARI belum lama tenggelam. Kegelapan malam terasa begitu cepat menghantui permukaan bumi. Dalam waktu singkat kawasan bukit batu 113 Lorong Kematian tenggelam dalam kepekatan menghitam. Kesunyian yang menyelimuti tempat itu merubah suasanaseperti sunyinya pekuburan. Sebelumnya tempat ini telah menjadi ajang ertempuran antara Pendekar 212 Wiro Sableng dan kawan-kawan melawan kelompok manusia pocong di bawah pimpinan Yang Mulia Ketua. Manusia jahat luar biasa ini kemudian diketahui ternyata Pangeran Matahari adanya. Musuh bebuyutan Pendekar 212 dan para tokoh silat golongan putih.

Ketika angin dari arah utara bertiup agak kencang dan debu yang membumbung ke udara tidak sanggup memecah kesunyian, sekonyong konyong seperti hantu laiknya, dari reruntuhan pintu rahasia di selatan 113 Lorong Kematian muncul satu sosok lelaki mengerikan. Orang ini nyaris tidak mengenakan pakaian. Kulit wajah dan tubuhnya yang bugil menghitam gosong. Di beberapa bagian kelihatan daging mengelupas kemera han. Rambut di atas kepala awut-awutan, kotor berdebu dan menebar bau sangit akibat terbakar.

Di tangan kanan, orang ini memegang sebuah bendera besar berbentuk segi tiga, bergagang besi berujung runcing, hampir menyerupai
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #142 : Kitab Seribu Pengobatan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 28 September 2017

Seuntai Kalung Mutiara Fatimah

Seuntai Kalung Mutiara Fatimah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di sebuah kota, hiduplah seorang wanita janda yang cantik dan awet muda, namanya Fatimah. Suaminya telah meninggal dan dia tak punya anak, dia miskin dan tinggal di sebuah rumah kecil tanpa isi. Pakaiannya hanya 3, begitu pula jilbabnya, sepatu alas kakinya hanya dua. Menunggu alas kaki kayu seperti bakiak yang selalu digunakannya menyempit dan baru menggunakan alas kaki sepatu dari suaminya yang saat dibelikan kebesaran di kaki Fatimah. Pasti jika si alas kaki kayu ini sudah menyempit kakinya muat di sepatu itu. Hmm… Bajunya itu tiga-tiganya gamis terusan muslimah dan jilbab putih tiga-tiganya. Meski pakaiannya itu-itu saja penduduk tak pernah mengejeknya dan selalu sopan.

Dia tinggal sendirian di rumahnya itu, tapi dia sangat dermawan dan baik hati, tetangga-tetangganya pun kenal baik dengan Fatimah, harta peninggalan suaminya hanyalah seekor kambing betina, dan seuntai kalung mutiara putih yang indah sekali. Setiap hari dia makan apa adanya. Untunglah, Pak Sabar, orang kaya yang baik sekali itu tiap hari memberi Fatimah sepiring nasi dan lauk kecil, seperti tempe, dan Pak Sabar yang baik itu juga memberi Fatimah seekor kambing jantan.

Suatu Hari, datanglah seorang pengembara yang kelaparan, Fatimah kebingungan, karena dia sendiri tak punya makanan. Lalu dia ingat kepada kedua kambingnya, dia pun berniat menyembelih kambing betinanya yan
... baca selengkapnya di Seuntai Kalung Mutiara Fatimah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 24 September 2017

Bintang Lapangan

Bintang Lapangan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Awas.. si buntung mau lewat, beri dia jalan teman teman” teriak seorang anak
“Hahaha… dasar buntung” lanjutnya sambil tertawa
Tak bosan bosannya mereka mengejekku, aku memang sudah terbiasa dengan ejekannya. Tapi… kadang aku merasa merasa menyesal di lahirkan dengan keadaan cacat begini. Aku iri dengan mereka yang terlahir dengan kesempurnaan. Mereka bisa berlari kesana kemari sepuasnya, tapi aku? berjalan saja lambat seperti seekor siput.

Namaku Amir, umurku 15 tahun. Aku duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Bapak dan Ibuku adalah seorang petani, kehidupan kami bergantung pada lahan itu. Aku sangat ingin kaki palsu… tapi penghasilan orangtuaku yang pas pasan hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari, mana bisa beli kaki palsu? aku harus mememdan mimipiku dalam dalam.

Banyak anak anak di sekolah menjauhiku, alasanya mereka malu berteman denganku. Tapi Lili dan Wandi berbeda, mereka mau menjadi temanku. Dengan di bantu tongkat kayu aku berjalan menuju kelas, “Amir… amir tunggu” sebuah suara yang tak asing lagi, ya Lili memanggilku. Dengan napas terpenggal penggal, Lili berusaha untuk bicara.
“Kenapa berlari seperti itu?” tanyaku penasaran
“Ah ngga penting, itu… nama kamu ada di
... baca selengkapnya di Bintang Lapangan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1